Ngabuburit sebagai Pelepas Jenuh saat Berpuasa
Bulan Ramadhan merupakan bulan yang sangat
dinanti-nantikan oleh umat muslim di seluruh dunia. Banyak hal yang dilakukan
umat muslim untuk menyambut kedatangan bulan suci ini. Tradisi-tradisi yang
berbeda dilakukan di bulan Ramadhan tentu menjadikan suasana bulan ini menjadi
berbeda dibandingkan bulan-bulan lainnya. Suasana yang penuh dengan berkah dan kekhusuan
dalam melakukan ibadah, ketenangan batin yang senantiasa akan menyelimuti
suasana hati kita yang sedang gundah gulana, serta menambah rasa kepedulian
tinggi kepada sesama manusia lainnya.
30 hari kita menahan haus dan lapar, serta hal-hal yang
membatalkan puasa tentu merupakan tantangan bagi kita dalam menjalani ibadah
puasa ini. Banyak hal kegiatan yang selalu dilakukan pada bulan Ramadhan,
pesantren kilat, buka puasa
bersama, sahur bersama, serta ngabuburit yang
menjadikan kegiatan ini sesuatu yang wajib untuk dilakukan bagi kalangan muda.
Ngabuburit memang menjadi kegiatan yang selalu ada pada
saat bulan Ramadhan, bahkan bagi setiap orang ngabuburit merupakan kegiatan
wajib yang harus dilakukan pada bulan Ramadhan. Tidak banyak yang mengetahui
kapan dimulainya acara ngabuburit ini, namun yang jelas kegiatan ini sudah
menjadi kagiatan unik yang selalu ada di bulan Ramadhan.
Istilah “Ngabuburit”
Secara etimologis kata “ngabuburit” berasal dari
Bahasa Sunda yakni “burit” yang mempunyai arti “senja, sore”. Dalam Lembaga
Basa dan Sastra Sunda (LBSS), “ngabuburit” berarti “ngalantung
ngadagoan burit”, yang artinya dalam Bahasa Indonesia “bersantai-santai
sambil menunggu waktu sore”. Namun secara istilah kata “ngabuburit” mempunyai
makna yang lebih luas karena kata “ngabuburit” senantiasa menjadi jargon yang
khas ketika bulan ramadhan tiba, ngabuburit bisa diartikan menunggu buka puasa
sambil menghabiskan waktu dengan aktivitas-aktivitas yang positif. Pengertian
itu sejalan dengan makna ngabuburit yang tercantum dalam Ensiklopedia Basa Sunda
yakni “menunggu saat berbuka puasa sambil mengerjakan sesuatu atau
bermain-main, berjalan-jalan sekadar melupakan perut lapar sampai magrib”. Sedangkan,
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “Ngabuburit” diartikan sebagai menunggu azan
magrib menjelang berbuka puasa pada waktu bulan Ramadan. Pada Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), kata Ngabuburit diberi keterangan (sd) sebagai penanda
bahwa kata tersebut berasal dari Bahasa Sunda.
Selain kata “Ngabuburit” ada pula kata lain yang
digunakan masyarakat untuk menunggu berbuka puasa seperti dalam bahasa Jawa “Nganteni
Buko”. Namun, kebanyakan masyarakat lebih banyak menggunakan kata
“Ngabuburit” sebagai kegiatan untuk menunggu saat berbuka puasa. Lalu mengapa
kata “Ngabuburit” ini bisa dikenal luas oleh masyarakat Indonesia?. Sebelum
menjawab pertanyaan tersebut, kita samakan dulu perseprsi tentang bahasa.
Bahasa tidak akan berkembang jika tak ada penutur yang menggunakan bahasa
tersebut. Bahasa yang tidak ada penuturnya lambat laun akan mengalami
kepunahan. Sama halnya dengan kata “Ngabuburit”, banyak orang yang menggunakan
kata ini sehingga dikenal luas oleh masyarakat, bahkan ke luar Jawa Barat.
Apa saja yang dilakukan saat ngabuburit?
Zaman sekarang ngabuburit bukan hanya dilakukan di tanah
Sunda saja, namun sudah merambah ke dunia Nasional. Ngabuburit juga tidak
mengenal usia, kegiatan ini bisa dilakukan oleh golongan usia muda maupun tua,
laki-laki maupun perempuan. Ngabuburit merupakan salah satu kegiatan yang baik untuk
mengatasi jenuh saat menjalani puasa karena biasanya dari siang hingga petang keadaan
perut yang kosong selalu terasa dan keadaan lapar pun selalu menghampiri dan
bisa menimbulkan badan yang lemas, akan tetapi dengan melakukan
kegiatan-kegiatan saat menunggu datangnya waktu berbuka puasa tentu keadaan
perut yang kosong bisa menjadi tidak terasa dan waktu berbuka puasa pun akan
terasa cepat.
Sebagai kegiatan untuk melepas jenuh saat berpuasa, tentu
banyak hal-hal positif yang dilakukan saat ngabuburit, diantaranya; tadrusan di
mesjid, membagikan takjil dan nasi bungkus untuk berbuka puasa, mengadakan
kegiatan sosial, dan ada pula yang mengeratkan jalinan tali silaturahmi antar
teman maupun karib kerabat. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, ngabuburit
dari yang asalnya hanya bermain di sekitar kampung hingga sekarang merambah ke
perkotaan dengan banyak menampilkan pasar-pasar tahunan maupun mengadakan
konser-konser sebagai acara ngabuburit.
Konser-konser yang menampilkan band-band papan atas
nasional juga turut memeriahkan kegiatan ngabuburit ini. Banyak para pemuda
yang menghabiskan kegiatan ngabuburit untuk menontor koser tersebut yang tidak
jarang banyak promotor untuk mendatangkan band-band tersebut walaupun dengan
biaya yang tidak murah. Tentu dengan adanya hal ini, para promotor bisa
mendapatkan keuntungan yang banyak dengan menggelar acara tersebut.
Dengan seiring perkembangan zaman pula, kegiatan
ngabuburit ini sering disalahartikan bagi sebagian orang karena pada saat
ngabuburit ada yang melakukan dengan kegiatan yang negatif, seperti pasangan
muda mudi yang memadu kasih (pacaran) di tempat-tempat ngabuburit. Tentu hal
tersebut sangat tidak baik apalagi hal itu dilakukan saat bulan Ramadhan,
bukannya pahala yang didapat malah neraka yang mengancam.
Terlepas dari positif atau negatifnya kegiatan yang
dilakukan saat ngabuburit, tentu kita berharap ngabuburit bisa menjadi salah
satu kegiatan yang bisa menambah pahala dan bisa bermanfaat bagi orang lain. Di
samping kita sedang menahan lapar, haus, dan hawa nafsu, kita juga harus bisa
mengontrol diri kita agar puasa yang dijalani selama kurang lebih 12 jam bisa
menjadi tabungan pahala di akhirat kelak dan memberikan yang terbaik buat orang
lain, karena ada hadist yang mengatakan “Sebaik-baiknya manusia adalah manusia
yang bermanfaat bagi orang lain”.
DAFTAR PUSTAKA
Zaenal, D. dkk. (2003). Kamus Lengkap
Sunda-Indonesia. Tanggerang: CV Pamulang
Tim Redaksi KBBI PB. (2008). Kamus Besar
Bahasa Indonesia Pusat Bahasa (edisi keempat). Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama
_____________ (2011). Asal Mula Ngabuburit [Online].
Tersedia: http://ski.fkip.uns.ac.id/?p=359 [15 Agustus 2013]
_____________
(2013). Fenomena Ngabuburit. [Online]. Tersedia: http://kasakusuk.com/fenomena-ngabuburit [15 Agustus
2013]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarmuu...???