penyejuk

penyejuk

Sabtu, 11 Juni 2011

Sinopsis Novel "Suci"



SINOPSIS NOVEL “SUCI”

Siang hari yang terik dan panas menyelimuti SMA Negeri Tunas Harapan, terlihat banyak murid-murid yang mengipas-ngipas badan. Ada yang memakai buku Sosiologi, Geografi pokoknya apa saja yang penting bisa menghilangkan keringat, mereka sedang asyik membaca komik, ngobrol-ngobrol, atau hanya sekedar memainkan telepn genggam. Itulah yang terjadi di kelas III IPS 2.
            Pak Syamsul, guru yang seharusnya mengajar, saat ini tidak bisa mengajar dikarenakan sedang mengikuti penataran. Memang ada tugas yang diberikan oleh Pak Syamsul, akan tetapi anak-anak selalu mengerjakan tugas tersebut di rumah apalagi tugasnya dikumpulkan satu minggu lagi.
            Di tengah suasana yang semakin panas, mungkin hanya Suci yang mau mengerjakan tugas tersebut, akan tetapi hal tersebut tak bertahan lama karena rasa kantuk mulai menyerangnya. Tak lama kemudian Suci pun menguap dan hampir tertidur. Tiba-tiba
teman sebangku Suci yang bernama Siska mengagetkannya, ketika ia tahu bahwa Suci mulai mengantuk, Siska mengajak Suci untuk pergi ke kantin, akan tetapi Suci langsung menolak ajakan Siska karena Suci masih ingin mengerjakan tugas yang diberikan olek Pak Syamsul. Siska terkejut dengan pernyataan  Suci yang menolaknya pergi ke kantin, Siska tetap mengajak Suci ke kantin, akan tetapi Suci tetap menolak ajakan Siska. Akhirnya, Siska menyerah untuk mengajak Suci, Siska pun mengajak Lili, Winda, dan Nita untuk pergi ke kantin. Suci tidak mau pergi ke kantin karena dia memang tidak punya uang untuk membeli sesuatu, uangnya hanya cukup untuk ongkos dia pulang.
            Ada sesuatu yang paling tidak disukai oleh Suci yaitu tidak punya uang. Hal tersebut mungkin bukan hanya tidak disukai oleh Suci tetapi oleh semua orang. Hal tersebut kini sedang menimpa Suci dan keluarganya. Suci teringat ketika pemilik kontrakan menagih uang sewa rumah yang sudah terlambat satu minggu. Pemilik kontrakan tersebut sangat marah. Namun, ibu Suci memohon dengan sangat, akhirnya pemilik kontrakan memberi tempo satu bulan. Kalau satu bulan lagi tidak membayar maka Suci dan keluarganya haru meninggalkan kontrakan tersebut.
            Ketika Suci sedang memikirkan kondisi keluarganya, tiba-tiba ada seorang wanita yang bernama Agnes melintas di depannya dan menuju ke depan kelas. Dengan keras ia memukul-mukulkan penggaris ke papan tulis dan semua orang tertuju padanya. Lalu, ia memberikan isyarat kepada Bayu, sang ketua kelas untuk mengumumkan sesuatu. Seketika Bayu langsung menuju ke depan kelas dan memberikan pengumuman bahwa minggu depan ada yang berulang tahun yaitu Agnes dan sekaligus akan mengumumkan pasangan barunya.
            Merasa tak pantas untuk datang ke ulang tahun Agnes, Suci langsung mengngngkat Kakinya dan berjalan menuju perpustakaan. Ketika di perjalanan menuju perpustakaan Suci bertemu dengan Pierre , murid yang baru pindah dari Paris. Seketika Pierre langsung memberikan senyuman kepada Suci. Suci pun membalas senyuman tersebut dan ternyarta senyuman dari Pierre masih terbayang di benak Suci ketika ia sedang berada di perpustakaan.
            Setibanya di rumah, Suci melihat adiknya, yaitu Murni sudah datang lebih dahulu dan telah menyelesaikan makannanya. Setelah membersihkan piring yang kotor, Murni berbicara pada Suci bahwa ia akan mencari pekerjaan untuk menambah penghasilan. Murni akan mengajar TPA di mesjid. Honornya memang tidak cukup untuk melunasi sewa rumah tapi setidaknya cukup makanan sehari-hari.
            Tak ada jalan lain, Suci juga harus bekerja, tapi dia tidak bisa mengajar di TPA. Ketika ia sedang duduk di tepi ranjang, ia teringat kepada Kak Ayu, gadis yang rumahnya hanya berselang tiga rumah dari kontrakan Suci dan bekerja sebagai pelayan restoran. Suci akan meminta tolong untuk menjadikan Suci menjadi pelayan di restoran tempat Ayu bekerja.
            Keesokanharinya, Suci langsung menemui Kak Ayu di rumahnya, ia langsung menceritakan tentang masalah keluarganya dan meminta tolong untuk mencarikan pekerjaan untuknya. Kak Ayu langsung merespon permintaan Suci dan akan menanyakan kepada pemilik restoran apakah ada lowongan pekerjaan. Suci pun merasa sangat bahagia sekaligus penasaran  tentang kabar selanjutnya.
            Sepulang dari rumah Kak Ayu, Suci merasa gembira. Bahkan di sekolah pun ia merasa lebih bersemangat, sampai-sampai teman-teman Suci curiga. Waktu belajar pun berakhir, semua murid bergegas meninggalkan sekolah termasuk Suci. Suci pun berjalan menuju gerbang. Ketika Suci sedang menunggu angkot, tiba-tiba Pierre datang dan menghampirinya dan menawarkan Suci untuk pulang bersama, akan tetapi Suci menolaknya tetapi Pierre tetap memaksa untuk pulang bersama. Akhirnya, Suci menerima tawaran dari Pierre dan meraka pun pulang bersama. Ketika sedang di perjalanan Suci merasa senang tapi Suci malu kalau Pierre tahu keadaan rumahnya yang berada di kawasan kumuh. Sebelum Pierre mengetahui keadaan rumahnya Suci langsung menghentikan kendaraan Pierre di kawasan elit.
            Setelah pergi dari Pierre, Suci langsung menuju warung Bu Yati untuk mengambil uang hasil kue yang di titipkan dari Suci dan Murni. Setibanya di warung, Suci bertemu dengan Kak Sita yaitu anak tunggal Bu Yati. Kak Sita menatap kedua wadah kue yang dititipkan Suci dan Murni dan ternyata kuenya habis terjual. Suci pun bertambah senang dan ia menerima uang sesuai kue yang terjual.
            Setelah pulang dari warung, Suci langsung pergi ke umah Kak Ayu untuk mengkomfirmasi apakah ia diterima bekerja atau tidak? Ketika Suci berada di depan rumah Kak Ayu, ia dikagetkan oleh Ayu yang ternyata sudah ada di belakangnya. Suci pun langsung menanyakan tentang pekerjaan tersebut. Ayu pun menjawab ternyata Suci diterima bekerja tetapi bukan sebagai pelayan melainkan sebagai penyanyi. Suci pun merasa senang mendengar hal tersebut dan besok Suci sudah bisa mulai bekerja di restoran pada malam hari.
            Setibanya di rumah Suci langsung menceritakan tentang pekerjaan barunya kepada Ibunya. Ibunya kaget setelah mendengar hal tersebut dan langsung tidak mengizikan Suci untuk bekerja di restoran tersebut. Ibunya tidak mengizinkan karena pekerjaan tersebut tidaklah cocok untuk seorang perempuan. Ibunya menganggap pekerjaan tersebut sangatlah melecehkan kaum perempuan. Akan tetapi dengan sabar Suci meyakinkan ibunya tentang pekerjaan tersebut, namun ibunya tetap menolak, akan tetapi setelah beberapa lama akhirnya, ibunya mengizinkan Suci untuk bekerja di restoran tersebut, asalkan Suci dapat menjaga diri.
            Sore hari pun tiba, Suci dan Kak Ayu datang ke restoran tempat Kak Ayu bekerja. Setelah mereka berada dalam restoran, mereka bertemu dengan pemilik restoran yang bernama Anton. Tak lama mereka berbicara, Pak Anton langsung memberi isyarat agar Suci dapat segera dites kemampuan vokalnya. Suci pun langsung naik ke atas panggung dan langsung bernyanyi. Setelah tiga lagu ia nyanyikan, Pak Anton memberi isyarat untuk berhenti. Pak Anton cukup puas dengan tes yang dilakukan oleh Suci dan langsung menyuruhnya untuk mengganti pakaian. Suci langsung menuju ruang tata busana dan ia bertemu dengan Ria, sang pinata busana. Ria mengatakan bahwa ketika sedang bernyanyi di hadapan pengunjung, Suci harus mengenakan pakaian yang agak terbuka. Suci pun kaget mendengar hal tersebut, dan batinnya pun sangat menolak, akan tetapi inilah tuntutan pekerjaan jika tidak dilakukan mungkin para pengunjung tidak akan puas dengan penampilannya. Suci pun terpaksa memakai pakaian yang agak terbuka.
            Pukul tujuh para pengunjung mulai berdatangan. Kak Ayu dan para pelayan lainnya mulai melayani pesanan para tamu. Setelah dua temannya selesai melantunkan beberapa lagu, akhirnya giliran Suci untuk bernyanyi. Dengan hati yang berdebar-debar Suci naik ke atas panggung dan melantunkan sebuah lagu. Ketika ia sedang bernyanyi, ia dihampiri oleh salah seorang pengunjung yang meminta Suci untuk menemainya. Awalnya Suci menolak, akan tetapi ia terpaksa menerimanya dari pada ia dimarahi oleh Pak Anton. Setelah Suci selesai melantunkan lagu, pria tersebut memberikan uang tip dengan jumlah yang cukup besar kepada Suci. Suci pun mearasa senang tetapi ia merasa ada yang janggal di hatinya ketika ia menerima uang tersebut. Usai Suci bernyanyi, Kak Ayu dan Suci menemui Pak Anton di kantornya dan ternyata Pak Anton sangat puas dengan penampilan Suci mala ini.
            Suci pun pulang ke rumah dengan hati bahagia. Setelah ia berada di rumah, ia langsung memperlihatkan hasil penghasilannya pada Murni. Murni terkejut melihat uang yang diperlihatkan oleh Kakaknya dan bertanya-tanya. Suci tidak menjawab, ia hanya tersenyum dan langsung merebahkan badannya ke tempat tidur.
            Esok harinya, suasana kelas saat jam istirahat masih ribut seperti baisa. Suci masih memikirkan pekerjaan barunya. Ketika Suci sedang memikirkan pekerjaan barunya, tiba-tiba ia mendengar suara gemas Lili sambil memukul bahu Nita. Lili terkejut ternyata majalah yang dibacanya menampilkan seorang model yang ternyata adalah Nita. Ternyata Nita mengikuti lomba Gadis Model dan ia berhasil memenangkannya. Siska dan Lili tampak iri melihat foto-foto Nita yang berada di majalah.
            Esok harinya, di kelas sudah ramai membicarakan tentang pesta ulang tahun Agnes semalam. Semalam Agnes mengumumkan bahwa pacar barunya adalah Pierre  tapi Pierre tidak mau mengakui dia pacarnya Agnes. Agnes pun sangat terpukul dan malu dengan pernyataan Pierre. Pierre hanya menganggap Agnes teman bisaa. Tak berapa lama, bel berbunyi. Guru matematika masuk kelas untuk mengajar pelajaran pertama. Bangku yang diisi oleh Agnes masih kosong. Lima belas menit kemudian terdengar pintu diketuk oleh salah seorang siswi yang ternyata adalah Agnes yang datang dengan muka pucat.
            Bel tanda pulang pun berbunyi, Suci langsung menuju gerbang sekolah dan berdiri menunggu angkot. Tiba-tiba Pierre datang dan menghampiri Suci dan menawarkan untuk pulang bersama, akan tetapi Suci menolak ajakan dari Pierre dengan tatapan marah, tampaknya Suci masih marah kepada Pierre karena Suci merasa Pierre telah mempermainkan perasaan Agnes. Tetapi Pierre mengelak bahwa ia tidak mempermainkan Agnes. Mereka pun terus membicarakan tentang kejadian di ulang tahun Agnes semalam. Akhirnya, setelah Pierre menjelaskan tentang apa yang sebenarnya terjadi akhirnya Suci mengerti, Suci tak lagi menyalahkan Pierre . tak beberapa lama mereka pun pulang menuju rumah Suci.
            Malam harinya, Suci kembali ke restoran untuk bekerja dan seperti bisaa Suci mengenakan pakaian yang ketat. Tak beberapa lama Suci mendapat giliran untuk bernyanyi. Ia langsung naik ke atas panggung, tidak seperti bisaanya kali ini Suci bernyanyi kurang maksimal sampai-sampai ia dipanggil oleh Pak Anton. Suci pun murung setelah dipanggil oleh Pak Anton dan ia langsung pergi menuju ruang pakaian untuk mengganti pakaiannya. Setelah itu Suci langsung pulang dan setibanya di rumah Suci masih tidak bisa melupakan kejadian yang telah dialaminya ketika di restoran.
            Suasana hati Suci yang semalam masih terbawa hingga pagi ini di sekolah, bahkan ketika sedang belajar pun ia tidak konsentrasi karena masih memikirkan kejadian tadi malam. Waktu istirahat pun tiba, seperti bisaa Siska langsung melahap gorengan yang dibelinya dari kantin dan tanpa sengaja saus yang dipegang oleh Siska tumpah ke roknya Suci. Rok Suci pun menjadi kotor dan langsung pergi ke toilet untuk membersihkan roknya yang kotor. Ketika berada di toilet tiba-tiba seorang wanita memeluknya sambil menangis, ternyata wanita itu adalah Nita. Suci melihat wajah Nita yang penuh dengan air mata, ternyata Nita sedang ditimpa musibah. Setelah Suci membujuk Nita untuk bercerita, akhirnya Nita mau bercerita. Setelah Suci mendengarkan cerita dari Nita, Suci sangat terkejut ternyata Nita telah diperkosa oleh salah seorang fotografer majalah yang menjadikan ia modelnya. Suci pun tak menyangka hal tersebut bisa terjadi pada Nita.
            Esok harinya, Nita tak datang ke sekolah. Tak lama kemudian Suci dan teman-temannya mengetahui kabar tentang Nita, ternyata Nita nyaris bunuh diri mungkin karena ia merasa trauma akibat musibah yang diterimanya. Setelah pulang sekolah Suci dan teman-temannya pergi ke rumah Nita, setelah tiba di rumah Nita, mereka bertemu dengan ibunya Nita, ibunya langsung menemukan Suci dan teman-temannya kepada Nita. Ibunya bercerita bahwa setelah Nita mendapatkan musibah tersebut sikapnya langsung berubah seratus delapan puluh derajat, sekarang Nita menjadi lebih murung bahkan ia nyaris bunuh diri dengan menggoreskan silet di lengannya. Suci pun teringat dengan pekerjaannya, dia takut musibah yang sama akan tejadi pada dirinya.
            Setibanya di rumah, Suci masih teringat dengan musibah yang ditimpa oleh Nita. Tanpa sengaja ia melihat sebuah buku yang terletak di ranjang Murni yang berjudul “Wanita dan Hijab” yang berisi tentang kesucian seorang wanita, setelah membaca isi dari buku tersebut Suci menangis dan ia mempertanyakan tentang pekerjaannya. Ketika sedang membaca tiba-tiba pintu depan diketuk dan ternyata yang mengetuk pintu adalah Kak Sita yang memberi kabar bahwa ibu Suci sedang dirawat di rumah sakit karena ia pingsan saat bekerja, mendengar kabar tersebut Suci langsung pergi ke rumah sakit. Setibanya di rumah sakit Suci langsung memeluk ibunya.
            Malam hari kembali datang. Suci bersiap-siap untuk bernyanyi dengan menggunakan pakaian agak terbuka. Ketika sedang bernyanyi, ia dihampiri oleh seorang pria yang sedang mabuk yang ingin menemaninya bernyanyi. Suci pun seolah-olah tidak memperdulikan pria tersebut, Suci hanya fokus bernyanyi akan tetapi pria tersebut semakin mendekati Suci dan berbuat yang sudah di luar keajaran, Suci pun dengan refleks menampar pria tersebut, tak lama Pak Anton datang dan bukannya menasehati pria tersebut, Pak Anton malah menampar Suci dan langsung memecatnya. Suci pun langsung berlari menuju ruang ganti pakaian dan langsung mengganti pakaiannya, setelah itu ia langsung pergi dari restoran tersebut.
            Setibanya di rumah, Suci melihat Murni dengan dengan mata yang berkaca-kaca dan langsung memeluk Murni. Suci menyesal karena ia telah melalaikan nasehat-nasehat dari Murni, Suci pun meminta maaf kepada Murni dan Murni pun memaafkannya. Setelah mereka berpelukan, Murni bercerita bahwa ia telah dipinjami uang oleh Bu Ratmi yang jumlahnya cukup untuk melunasi kontrakan.
            Kesokanharinya, Suci berangkat sekolah dengan menggunakan jilbab untuk pertama kalinya. Setelah ia berada di sekolah, teman-temannya terkejut dengan penampilan Suci. Tak lama Suci dipanggil oleh Pierre dan mengajaknya berbicara. Ternyata Pierre menawarkan Suci untuk menjadikannya lebih dari sekedar sahabat, akan tetapi Suci langsung menolaknya karena Suci belum siap dan masih ingin berusaha untuk mencapai cita-citanya.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentarmuu...???