penyejuk

penyejuk

Selasa, 20 Agustus 2013

Samenan Madrasah



“Samenan sebagai Tradisi Hari Kenaikan Kelas Madrasah”
Oleh Reza Azhari
Hari kenaikan kelas bagi para siswa merupakan hari yang sangat ditunggu-tungu dan sangat bararti, karena setelah sekian bulan belajar di sekolah akhirnya mereka bisa naik kelas yang tentu ,emjadi kebanggan tersendiri bagi mereka. Dalam acara kenaikan kelas ini banyak kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Khususnya bagi sekolah agama atau madrasah sering disebut sebagai samenan.
Istilah “samenan” sebagai suatu istilah untuk menunjuk pada pesta kenaikan kelas, bukan asli dari bahasa Sunda. Istilah tersebut diangkat dari bahasa Belanda. Dalam bahasa Belanda dikenal dengan kata “samen” yang artinya bersama. Karena pada
pesta kenaikan kelas, semua guru dan orang tua serta seluruh murid “berkumpul bersama” mengikuti acara, maka dikenallah sebutan samen atau samenan.
Samenan atau bisa disingkat samen merupakan kegiatan tahunan sebagai acara kenaikan kelas yang dilakukan di sekolah-sekolah agama (Madrasah) sebelum memasuki bulan Ramadhan. Biasanya acara samen ini berlangsung selama dua atau tiga hari. Bedanya dengan acara kenaikan kelas sekolah-sekolah Negeri yang biasanya dilakukan setiap bulan Juni sebelum libur semester. Hal ini tidak jauh berbeda bagi anak-anak karena semen memang dijadikan pula sebagai kegiatan untuk menyambut Lebaran yang segala sesuatunya harus dipersiapkan dengan matang.
Sebulan sebelum samen, pihak sekolah biasanya suka mengadakan rapat bersama orang tua murid. Untuk membicarakan apa saja yang akan dipertontonkan untuk ketika samen dan bisa membahagiakan murid-miridnya, seberapa besar biaya yang akan dikeluarkan oleh orang tua murid untuk membiayai samen, dan siapa saja yang akan menjadi pengisi acara dalam acara samenan tersebut.
Sebelum samen, biasanya para warga membuat kreasi seni seperti kendaraan hias, replika binatang yang berkuran raksasa, dan kreasi lainnya. Mereka mengolah bambu dan kertas semen menjadi replika hewan raksasa, atau bentuk menarik lainnya. Hal itu mereka tunjukan guna memberikan motivasi dan semangat bagi anak-anak dan warga tentang pentingnya pendidikan. Dalam acara samen yang diadakan setiap tahun tersebut, mereka selalu mengadakan pawai keliling yang dan melakukan adu kreasi dengan membawa dua duplikat hewan raksasa sebagai pengiring arakan.
Sedangkan, para guru biasanya membuat lesengan atau sebuah pidato yang tidak terlalu panjang untuk dihafalkan oleh murid-murid, namun bagi murid yang memiliki kelebihan di atas rata-rata biasanya suka diberi lesengan yang cukup panjang. Naskah lesengan biasanya ditulis dalam tulisan Arab tetapi menggunakan bahasa Sunda dan harus dihafalkan oleh murid-murid. Ngaleseng merupakan salah satu ujian untuk memperlihatkan kemampuan murid dalam berbicara dan berdakwah seorang murid. Sekaligus melatih murid untuk menjadi pemberani dan tidak malu-malu serta bisa berdiri di hadapan orang banyak. Sebab, tidak sedikit anak-anak yang masih demam panggung ketika ngaleseng.
Ngaleseng merupakan kata yang berasal dari bahasa Inggris yakni “lesson” yang artinya “materi”, akan tetapi karena lidah orang Sunda sulit mengucapkannya,  maka lesson dibaca menjadi lessen yang kemudian lama-kelamaan menjadi leseng, untuk memudahkan pengucapannya dan mudah diingat pula.
Ada tiga kegiatan inti dari acara samen ini, diantaranya hari pertama acara pawai, dan hari kedua acara ngaleseng dari para murid dan acara perpisahan dari murid kelas enam. Hari pertama samen, dimulai dengan pawai arak-arakan yang menampilkan beberapa kreasi yang dibuat oleh warga. Dalam pawai tersebut, mereka berjalan sejauh lebih dari lima kilo meter bersama murid-murid madrasah yang dibarengi dengan sekelompok Marching Band untuk menambah suasana keramaian saat melakukan pawai. Kebiasaan pawai arak-arakan ini telah berlangsung sejak tahun 1950-an, namun bedanya pada waktu itu pawai hanya sekedar berjalan saja yang menempuh jarak lebih dari 2 km dan tak ada yang memakai kendaraan. Mulai tahun 1980-an, pawai mulai menggunakan kendaraan dan menampilkan beberapa kreasi hasil buatan warga sekitar.
Hari kedua, dilanjutkan dengan acara pidato dari anak-anak atau ngaleseng.  Ngaleseng dilakukan oleh murid-murid satu persatu dimulai dari kelas satu sampai kelas enam tanpa menggunakan teks. Biasanya naskah lesengan berisi dakwah-dakwah, Kadang mengutip ayat-ayat al-Quran, diselngii hadist Nabi atau syair Arab dan qaul ulama. Hampir selama 15 menit murid berdiri di atas panggung yang sedang ngaleseng. Menjelang sore atau setelah Ashar, para siswa kelas enam menggelar acara perpisahan sebagai tanda perpisahan karena mereka telah lulus dari madrasah dan akan menjadi alumni, biasanya acara ini diseling dengan nyanyian-nyanyian khas daerah Sunfa seperti, pileuleuyan dan sapu nyere peugat simpai. Acara ini berlangsung khidmat dan bercampurnya rasa sedih dan bahagia bagi anak murid kelas enam.
Kegiatan-kegiatan dalam acara samenan tentu bukan hanya pawai dan ngaleseng saja, masih banyak lagi kegiatan hiburan lainnya seperti,  pupujian, tarian daerah, bernyanyi, pembacaan puisi, qashidah, tabligh akbar, dan lain sebagainya. Tentu dari sekian banyak kegiatan dalam acara samenan madrasah ini, kita berharap agar acara samenan ini bisa menjadi tradisi yang terus dipertahankan, lebih baik lagi dari samen sebelumnya, dan bisa meningkatkan rasa kekeluargaan diantara masyarakat.



DAFTAR PUSTAKA
Justiadi, D. (2011). Samenan di Sakola Panjang. [Online]. Tersedia: http://desakukenang.blogspot.com/2011/11/samenan-di-sakola-panjang.html. [17 Agustus 2013]
Warsa. (2013, 18 Juni). Kolom Basa Sunda: Samen Baheula. Kompasiana [Online]. Tersedia: http://sosbud.kompasiana.com/2013/06/18/kolom-basa-sunda-samen-baheula-570017.html . [16 Agustus 2013]
___________________. (2012, 12 Juni). Sambut Samen, Warga Adu Kreatif. Radar Sukabumi. Radar Sukabumi [Online]. Tersedia: http://radarsukabumi.com/?p=13605. [16 Agustus 2013]

1 komentar:

  1. Menurut Kamus Belanda, samen memang berarti beriringan. Namun awal mula kata samen itu terlahir darimana?
    karena pada awalnya, acara tersebut dinamakan imtihan namun ada pergeseran kata menjadi samen.
    kalo boleh tau darimana ya?

    BalasHapus

Komentarmuu...???